Room Mate (Hamkhaneh)

Genre: Drama Komedi
Sutradara: Mehrdad Farid
Pemain: Bita Saharkhiz, Ali Reza Ashkan, Maryam Bubani
Durasi: 93 menit


Apa jadinya jika seorang gadis terpaksa serumah dengan lelaki yang bukan muhrimnya?? Di negara seperti Iran, ini masalah besar, karena dilarang keras oleh hukum agama maupun hukum sipil setempat.

Tapi Mahsa (Bita Saharkhiz) tak punya pilihan lain, karena tanpa Jamshid (Ali Reza Ashkan), ia tak akan punya tempat bermukim untuk menyelesaikan kuliahnya di Teheran. Dilema dan konflik inilah yang menjadi tema cerita film Room Mate (Hamkhaneh, 2008).

Masha dan Jamshid terpaksa berbohong sebagai pasangan suami istri agar dapat menempati rumah kosong milik seorang nenek tua yang akan berjalan-jalan ke luar negeri. Keduanya juga harus bahu-membahu memenuhi segala kebutuhan mulai dari belanja, memasak, sampai membersihkan rumah.

Keadaan menjadi kacau saat sang nenek tidak jadi jalan-jalan ke luar negeri karena visanya ditolak. Ketegangan pun semakin memuncak ketika ayah Masha berkunjung dan menginap.

Film yang skenarionya ditulis sendiri oleh sang sutradara Mehrdad Farid dan diproduksi di tahun 2008 ini menggambarkan berbagai situasi yang pelik, menegangkan, namun cukup menggelitik. Human tragedy yang biasanya muncul dalam kebanyakan film Iran, nyaris tak terlihat dalam film ini.

Berbagai adegan yang dikemas dengan pola editing yang ketat dan cepat membuat penonton merasa gemas, penasaran dan bahkan tertawa terbahak-bahak. Film ini juga mengajak penonton untuk
melihat bagaimana kehidupan masa kini di kota besar seperti Teheran, lengkap dengan problem-problem sosial seperti peredaran obat terlarang dan pelacuran.

Diawali dengan adegan Mahsa (Bita Saharkhiz) yang berjalan di lorong sekolah sambil meyakinkan para dosen, penonton langsung diarahkan untuk menyimpulkan karakter Mahsa. Mahsa adalah seorang perempuan yang pantang menyerah, obsesif, dan cenderung pemaksa. Karena kehilangan tempat tinggal, Mahsa terpaksa mencari tempat tinggal lain untuk tiga bulan ke depan, hingga ia lulus. Dengan uang seadanya dan tak bisa mengharapkan bantuan dari sang Ayah, apa yang bisa Mahsa perbuat?

Mahsa yang ta
k kehilangan akal, menyambut baik ide teman kerjanya untuk menjaga rumah seorang wanita tua, Fakhri. Sayangnya, Fakhri memberikan satu syarat mutlak, orang yang boleh menjaga rumahnya hanya pasangan yang sudah menikah. Mahsa pun repot mencari seorang lelaki untuk diajak berpura-pura menjadi suaminya, hingga ia bertemu Jamshid (Ali Reza).

Bersama Jamshid, Mahsa pun menciptakan kebohongan demi kebohongan. Taktik mereka berlangsung mul
us, hingga Fakhri berangkat ke luar negeri. Mahsa yang terlanjur merasa bebas dan nyaman di rumah Fakhri, kelabakan ketika mengetahui Fakhri batal bepergian. Hal itu berarti, ia dan Jamshid harus lebih meyakinkan Fakhri agar tidak kehilangan tempat tinggal. Alhasil, mereka benar-benar harus hidup dalam satu atap, dan berpura-pura menjadi suami istri.

Di sinilah cerita mulai berliku-liku. Di negara seperti Iran, dua orang yang tidak menikah namun hidup dalam satu rumah, merupakan permasalahan besar. Bagaimana Mahsa dan Jamshid yang harus berperan sebagai suami istri di hadapan orang lain, dan kekhawatiran terhadap penilaian orang lain, mampu mengulirkan cerita demi cerita.

Ide cerita "Room Mate" sebenarnya menarik, bahkan bisa dikatakan sederhana. Karena jika tema "hidup seatap" diangkat oleh film lokal (Indonesia), barangkali akan terlihat biasa dan hambar. Namun ketika setting Iran yang mewakili, bisa berubah menjadi suatu hal yang berbeda. Saking sederhananya, cerita melaju linier. Tak ada subplot yang ditawarkan. Tak perlu banyak berpikir untuk menikmati film ini. Cukup duduk santai, penonton bisa tersenyum sesekali melihat tingkah polah Mahsa dan Jamshid.

Sayang, ide cerita tidak diikuti oleh penggarapan yang apik. Sinematografi seadanya, menjadi teman penonton hingga akhir cerita. Yang agak berbeda adalah bagaimana sequence gambar-gambar diambil. Juru kamera tampak mampu mengambil gambar dari sudut yang agak berbeda, tak terpikirkan sebelumnya. Dari situ terlihat, banyak hal yang sedang dieksplorasi. Layaknya film indie.

Lewat cerita yang dibingkai dalam "Room Mate" pula, penonton diajak untuk melihat kehidupan Teheran masa kini. Banyak pula masalah sosial yang diperlihatkan. Sebut saja masalah seperti peredaran obat terlarang, pekerja seks komersial, hingga moral. Namun, permasalahan itu hanya ditimbulkan dalam porsi yang sangat kecil. Kalaupun ada yang konsisten diperlihatkan adalah norma-norma yang selama ini dipegang oleh film ala Iran. Tak ada satu pun adegan sentuhan fisik antara Masha dan Jamshid, atau Masha yang selalu tampil berkerudung.
Huebat! Sampai-sampai foto "wedding" yang menjadi bukti 'kontak fisik' pun ternyata diambil secara terpisah & disatukan dengan teknologi. Kreatif...

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=42253

0 komentar: